SULBAR– Peristiwa naas menggegerkan warga Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian, Sulawesi Barat, pascapenemuan mayat seorang guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Rabu (12/6/2019).
Korban yang diketahui bernama Wati Bin Saeni (42 Tahun), Warga Dusun Parabaya, Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar ini ditemukan dalam keadaan tak bernyawa oleh mertuanya sendiri, Hajja Rusdia di dalam rumahnya Rabu dini hari.
Saat ditemukan, jenazah korban dalam posisi tengkurap bersimbah darah, di ruang tengah rumah mertuanya. Sementara kepalanya tertutup kain, ternyata setelah di cek, leher korban nyaris terputus.
“Awalnya saya pikir dia sedang tertidur pak, apalagi sebelumnya saya tidak ada di rumah karena menghadiri hajatan di rumah keluarga,” ujar Hajja Rusdia saat memberikan kesaksian ke pihak kepolisian.
“Sekembalinya saya ke rumah sekitar pukul 23:30, saya langsung ke kamar untuk melaksanakan salat, barulah ketika selesai salat saya berniat kembali mengunci pintu rumah, entah kenapa saya merasa curiga melihat posisi korban yang saya pikir sedang tertidur, setelah saya cek ternyata dia sudah meninggal dengan kondisi bersimbah darah,” sambungnya.
Kepada Polisi, Rusdia juga mengaku bahwa korban terakhir kali terlihat di rumah berdua dengan suaminya bernama Nurdin (32 Tahun).
“Tapi saat saya temukan suaminya sudah tidak ada di rumah, makanya saya langsung berteriak meminta pertolongan warga yang langsung melaporkan peristiwa ini kepada polisi,“ tuturnya.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan aparat kepolisian dari Polsek Campalagian bersama Polres Polewali Mandar, diketahui penyebab kematian korban akibat luka menganga di lehernya yang digorok hingga membuatnya kehilangan banyak darah.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Campalagian, Iptu Mustakim memastikan motif pembunuhan korban bukanlah akibat perampokan.
“Melihat hasil olah TKP yang kita lakukan di lapangan tidak ditemukan adanya motif lain seperti pencurian atau lainnya apalagi tidak ada barang yang hilang, dugaannya kematian korban akibat perbuatan orang terdekatnya,“ jelas IPTU Mustakim.
Mustakim juga mengatakan, bahwa pihaknya telah mengantongi satu nama yang diduga sebagai pelaku pembunuhan korban.
“Walaupun ada satu nama yang diduga kuat sebagai pelaku, tapi kami masih butuh pembuktian lagi, kita tunggu saja prosesnya,“ jelasnya.
Guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut, jenazah korban yang telah memiliki satu orang anak ini, langsung dievakuasi petugas ke Puskemas Campalagian.
Isak tangis keluarga pun pecah, saat melihat korban sudah terbujur kaku dengan kondisi tidak bernyawa dalam kondisi yang sangat mengenaskan.
Polisi kini tengah mencari suami korban untuk dimintai keterangan, namun sampai saat ini keberadaannya belum diketahui.
Dispora Makassar Gelar Pemuda Fest 2024, Gelorakan Kreatifitas Hingga Beri Edukasi
Jumat, 19 April 2024 23:08Selamatkan PSU Terbanyak, KPK RI Beri Penghargaan ke Pemkot Makassar
Kamis, 18 April 2024 16:09Gedung Baru Mall Pelayanan Publik Makassar Siap Beroperasi Juli 2024
Selasa, 16 April 2024 18:38Danny Pomanto Instruksi OPD Tuntaskan Pembangunan Stadion Sudiang Hingga Dermaga di Pulau
Selasa, 16 April 2024 14:19Danny Pomanto Ajak KBA SMPN 5 Makassar Ambil Bagian Tunjang Keberadaan IKN
Senin, 15 April 2024 23:12Ridwan Andi Wittiri: PDI-P Prioritaskan Kader Maju di Pilkada Serentak di Sulsel
Senin, 15 April 2024 15:41Wali Kota Makassar dan Pj Gubernur Sulsel Salat Ied di Masjid Kubah 99
Rabu, 10 April 2024 17:12Fasilitas Kesehatan di Makassar Siap Sedia Meski Lebaran
Selasa, 09 April 2024 00:00