MAKASSARMETRO – Pemerintah Kota Makassar tidak akan membatasi akses keluar-masuk di perbatasan sebagai langkah menekan kasus COVID-19.
Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin, mengatakan, bukan lagi orang luar yang menyebabkan kasus meningkat, tetapi pusat virus berada di Makassar.
“Bukan lagi karena mobilitas warga masuk ke dalam. Ini barang sudah di Makassar terputar-putar,” kata Rudy di Baruga Anging Mammiri, rumah jabatan Wali Kota Makassar, Selasa (29/12/2020).
Keputusan ini diambil usai melihat sejumlah fakta di lapangan. Rudy menilai penularan virus berasal dari kontak fisik orang terdekat yang berstatus orang tanpa gejala (OTG), tetapi belum terdeteksi.
“Rata-rata orang terkena orang terdekat kita semua. Coba di Kantor Disdukcapil itu terdekat kita yg tinggal di Makassar. Jadi memang ini semakin masif,” sambungnya.
Sebelumnya, berbagai kebijakan telah diterapkan Pemkot Makassar untuk menekan laju penyebaran COVID-19. Salah satu yang sempat diterapkan ialah pembatasan warga keluar-masuk kota.
Akan tetapi, penerapannya kini dihentikan. Mengingat pelonggaran kebijakan dibutuhkan agar perekonomian warga terkhusus pelaku usaha bisa kembali bergairah.
Kasus COVID-19 di Makassar terus meningkat. Per 28 Desember 2020, jumlah terkonfirmasi positif mencapai 14.968 kasus. (*)
DPRD WFH, Tidak TerimaTamu, Semua Harus Rapid Antigen
Kamis, 14 Januari 2021 17:38Gubernur Sulsel Sebut Program Vaksinasi Solusi Pandemi COVID-19
Kamis, 14 Januari 2021 13:43Gawat, Ruang Isolasi Pasien COVID-19 Rumah Sakit Dadi Penuh
Kamis, 14 Januari 2021 13:14Jalani Vaksinasi COVID-19, Pj Wali Kota Makassar: Sama Sekali Tidak Berasa
Kamis, 14 Januari 2021 12:56Bersama Forkopimda, Ketua DPRD Makassar Turut Hadir dalam Pencanangan Vaksin COVID-19
Kamis, 14 Januari 2021 12:51Kantor PW Muhammadiyah Sulsel Lockdown
Kamis, 14 Januari 2021 11:50Gubernur Sulsel Ungkap Alasan Dirinya Batal Divaksin
Kamis, 14 Januari 2021 11:44