MAKASSARMETRO– Sebuah fenomena baru sepanjang sejarah dunia demokrasi Indonesia terlihat begitu kentalnya di kota Makassar. Hal ini menjadi pertama kalinya dimana proses berdemokrasi tingkatan terendah dalam kelembagaan masyarakat dilakukan melalui Pemilihan Ketua RT/ RW Raya yang akan dihelat serentak 26 Februari 2017 di kota berjuluk Kota Daeng ini.
“Prosesnya dilakukan laiknya Pemilu atau pun Pilkada umumnya. Kecuali beberapa persyaratan-persyaratan khusus yang diatur dalam Perwali tetang mekanisme pemilihannya,” kata Kabag Humas Pemkot Makassar Firman H Pagarra.
998 TPS disiapkan untuk pemilihan tersebut. Sementara yang terdata saat ini sebanyak 258.162 Kepala Keluarga (KK) wajib pilih se-kota Makassar. Ada pun pemilih hanya dibolehkan satu orang per KK.
Menurut Firman, rupa-rupa keunikan juga muncul. Seperti, saat pendaftaran 15 Februari kemarin hingga penyampaian visi misi kandidat.
Terlihat semua kandidat mengenakan pakaian adat khas Bugis-Makassar sebagai simbol identitas kota ini. Bahkan saat pendaftaran di beberapa tempat, dengan kreatifitas sendiri sejumlah calon mendaftarkan diri sembari diarak warga masing-masing menggunakan becak hias.
Tidak hanya itu, Firman menyampaikan kandidat ketua RT/ RW ini juga diminati berbagai elemen dan profesi. Di Kel. Tamamaung, kecamatan Panakkukan terlibat rivalitas antara anggota Kepolisian dan Pengacara. Selain itu, sejumlah anggota TNI dan Wartawan turut pula ambil bagian memperebutkan tampuk kepemimpinan RT/ RW di lingkungan masing-masing.
Meski demikian, kekompakan-kekompakan dalam masyarakat tetap terjalin kuat. Tak jarang satu kandidat dengan calon lainnya terlihat saling berkelakar akrab dan berangkulan menyupport satu sama lain.
Menurut Kepala Bagian Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Makassar Iskandar Lewa, Karena rivalitas hanya berlangsung dalam wilayah RT/ RW masing-masing sehingga tak jarang kandidat yang bertarung masih memiliki hubungan kekerabatan yang kuat. Di Kecamatan Tamalanrea ada kandidat RW incumbent yang ditantang saudara kandungnya sendiri yang sebelumnya menjabat Ketua RT di ORW setempat.
Bahkan kata Iskandar Lewa di Kec. Makassar ada juga suami istri juga ikut mendaftarkan diri.
“Ini bisa saja terjadi karena tidak ada dalam Perwali yang mengatur itu. Seperti di Kecamatan Makassar Istrinya maju sebagai calon RT dan Suaminya Calon RW, itu sah-sah saja,” pungkasnya.
Di RT 04 Buloa juga terdapat kandidat yang bertarung dengan baisannya (mertua anak kandungnya).
Animo masyarakat begitu tinggi bisa dilihat dari banyaknya calon ketua RT/ RW yang maju sebagai penantang dan incumbent yang kembali mendaftarkan dirinya. Dari data BPM Pemkot Makassar tercatat sementara sebanyak 2.209 pendaftar baru calon ketua RT/ RW se- Makassar. Sementara calon incumbent sebanyak 5.969 orang.
Blusukan di Pasar Hartaco, Andi Seto Tolak Retribusi Mahal Hingga Benahi Fasilitas
Senin, 07 Oktober 2024 12:20Kerja Keras dan Sinergi Indira Yusuf Ismail Bawa Manggala Raih Juara Lomba Kelurahan
Senin, 07 Oktober 2024 12:13Program Ganjil Genap Seto-Rezki Untungkan Ojol dan Angkutan Umum di Makassar
Minggu, 06 Oktober 2024 23:09Tim Aurama: Bukti Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN di Pilkada Gowa Lengkap, Sudah Ditindaklanjuti
Minggu, 06 Oktober 2024 18:46Rezki Mulfiati Lutfi Komitmen Tuntaskan Masalah Air Bersih di Utara Makassar
Minggu, 06 Oktober 2024 18:24Jalan Sehat dan Senam Bersama, Pjs Wali Kota Makassar: Olahraga Investasi Berharga
Minggu, 06 Oktober 2024 16:03Andi Seto-Rezki Tuntaskan Kunjungan 14 Titik di Biringkanaya, Warga Dukung Program Makassar Nyaman
Sabtu, 05 Oktober 2024 21:01Pjs Wali Kota Makassar Ikut Semarakkan Upacara HUT TNI di Lapangan Karebosi
Sabtu, 05 Oktober 2024 20:54