Riset Ipsos: Promo Bukan Daya Tarik Utama Dompet Digital

Jumat, 14 Februari 2020 01:08 WITA Reporter : Musthain
Riset Ipsos: Promo Bukan Daya Tarik Utama Dompet Digital

MAKASSARMETRO – Penggunaan dompet digital semakin marak di era kiwari ini. Sejumlah produk mulai bermunculan menawarkan jasa keuangan yang praktis dan cashless.

Hasil penelitian dari Ipsos menunjukkan bahwa sebanyak 68% kaum muda di Indonesia menggunakan dompet digital satu sampai dua kali setiap minggunya. Bahkan, nilai top up rata-rata dalam seminggu mencapai Rp 140.663,-

Ipsos, lembaga penelitian asal Prancis ini, menyampaikan bahwa ada empat produk dompet digital yang menjadi pemain utama dalam industri keuangan digital, yaitu GoPay, Ovo, Dana dan LinkAja.

Indikator penentuan hal tersebut didasarkan pada jumlah transaksi pertama, transaksi yang pernah dilakukan, dan jumlah transaksi yang berulang.

Dari keempat produk dompet digital di atas, Ipsos menyatakan GoPay sebagai produk yang paling dikenal oleh kaum muda Indonesia, dengan persentasi sebesar 58%. Sedangkan Ovo menempati posisi kedua (29%), lalu Dana (9%) dan LinkAja (4%).

Direktur penelitian pengalaman pelanggan Ipsos Indonesia, Olivia Samosir, menyampaikan keunikan penelitian ini, yang menurutnya baru pertama kali menanyakan kesediaan konsumen berbelanja dengan dompet digital tanpa menunggu promo.

“Ternyata, 54% dari konsumen mengatakan akan tetap menggunakan GoPay meskipun tidak ada promo. Kategori konsumen ini bisa dibilang pengguna organik. Sisanya, 29% akan tetap menggunakan Ovo, 11% menggunakan Dana, dan 6% menggunakan LinkAja,” jelas Olivia.

Memang, penelitian Ipsos menunjukkan bahwa promo bukanlah aspek utama yang diinginkan konsumen digital. Persentasi promo hanya sebesar 23%, jauh lebih kecil dari aspek kenyamanan yang dipilih oleh kaum muda, yang mencapai 68%. Selain itu, aspek keamanan juga dipilih oleh 9% persen kaum muda.

Dari hasil penelitian ini, Olivia menyarankan para pelaku indusri keuangan digital untuk mengedepankan fungsi, inovasi dan kualitas produk. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk membuat bisnis berkesinambungan.

“Para pemain di industri harus proaktif membentuk perilaku konsumen, yang mengedepankan fungsi, inovasi dan kualitas produk. Hal ini penting untuk membangun loyalitas, sekaligus bisnis sehat dan berkesinambungan.” ujar Olivia.

Tak begitu berbeda dengan Olivia, Business Development Advissor Bursa Efek Indonesia, Poltak Haotradero juga menyarankan para pelaku industri ini untuk meningkatkan kualitas produk, terutama pada aspek kenyamanan dan keamanan.

“Merujuk pada potensi yang luas di transaksi mikro di sektor keuangan, dan manfaat yang telah dirasakan pengguna saat ini, animo masyarakat untuk menggunakan dompet digital tetap tinggi walaupun para pemain sudah tidak lagi ‘membakar uang’. Yang terpenting para pemain meningkatkan faktor keamanan dan kenyamanan layanannya bagi para pengunna,” ujar Poltak.

Berikan Komentar
Komentar Pembaca