MAKASSARMETRO – Pakar ilmu sosial, budaya, dan komunikasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengungkapkan, tingkat stres perempuan muda saat ini lima kali lebih tinggi dibanding 20 atau 30 tahun lalu.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.
Dilansir dari Tempo.co, Devie menjelaskan, stres yang dialami para wanita sulit mengenali dirinya sendiri.
“Bisa dibayangkan bagaimana mereka bisa mengenali dirinya kalau mereka saja sedang stres atau depresi?” kata Devie dalam acara Sunsilk #TakTerhentikan Senin kemarin di Kemang, Jakarta Selatan.
Devie menjelaskan tiga faktor yang menjadi penyebab tingkat stres perempuan muda di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Faktor biologis
Dipengaruhi oleh faktor hormonal yang menjadikan alasan remaja perempuan menjadi jauh lebih stres dibandingkan anak laki-laki.
Saat ini, anak perempuan mengalami masa pubertas lebih cepat dibandingkan dengan pada beberapa tahun yang lalu.
“Sekarang bukan hal yang baru, anak kelas 1 SD, 2 SD, dan seterusnya sudah semakin dini untuk kemudian mengalami pubertas, dinamika hormonal ini menjadi tantangan kenapa internal perempuan jadi jauh lebih stres dari anak laki-laki,” katanya.
Faktor psikologis
Remaja saat ini banyak bergantung pada kehidupan di dunia maya sehingga terobsesi mendapatkan pengakuan dari orang lain di dunia maya, tanpa tujuan hidup. Akibatnya, mereka tidak fokus dengan dirinya sendiri.
“Setiap hari mereka terobsesi untuk mendapatkan like sebanyak-banyaknya, jadi mereka bukan fokus pada upaya memperkaya diri meng-empower dirinya tapi lebih kepada mendapatkan validitas sosial, ini yang menjadi problem,” katanya.
Faktor sosiologis
Umumnya remaja saat ini masih mempercayai bahwa perempuan hanya dihargai melalui penampilannya. Jadi, mereka fokus mereka adalah penampilan yang sempurna.
“Boro-boro memikirkan bersaing dengan temannya, dia sibuk melihat oh gue udah keren belom ya?” katanya.
“Ketika semakin banyak melihat sosial media itu membuat Anda semakin membandingkan diri dengan orang lain,” tambahnya.
Jika membandingkan diri sendiri dengan orang lain, Devie juga menyebutkan ada dua hal yang akan terjadi.
Pertama fight, akan berusaha menjadi lebih baik atau akan mengelabui publik dengan aplikasi untuk mengedit foto. Kedua fly, yang bisa menyebabkan depresi.
“Generasi muda sekarang kesulitan untuk menemukan kiblat dan kompasnya sendiri akibat arus informasi yang ada di dunia maya,” katanya.
Hati Damai Apresiasi Aurama Terima Hasil Pilkada Gowa, DM: Beliau Luar Biasa
Sabtu, 07 Desember 2024 15:26Ketua DPRD Makassar Reses di Bangkala, Warga Keluhkan Soal Jalan Hingga Banjir
Sabtu, 07 Desember 2024 01:33Dituding Biang Kekalahan Sehati, Mario David Laporkan Akun Medsos ke Polisi
Jumat, 29 November 2024 23:35Seto-Rezki Ucapkan Selamat kepada paslon MULIA, Apresiasi Perjuangan Tim SEHATI
Kamis, 28 November 2024 18:50Pilkada Gowa Ricuh, Paslon Hati Damai Sampaikan Permohonan Maaf
Kamis, 28 November 2024 03:08Doa dan Dukungan Jadi Bekal Indira Yusuf Ismail Menanti Hasil Pilwalkot Makassar 2024
Rabu, 27 November 2024 13:26Rezki dan Suami Memilih di TPS 001 Puri Mutiara, Momen Bersejarah di Pilkada Makassar 2024
Rabu, 27 November 2024 13:23