Penyebab Kecanduan Main Game Online dan Dampak Negatif pada Otak

Minggu, 16 Juni 2019 07:36 WITA Reporter : Makassarmetro
Penyebab Kecanduan Main Game Online dan Dampak Negatif pada Otak

MAKASSARMETRO– Era digital seperti sekarang ini, boleh dikata bermain game online sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Tak kenal usia, melalui gawai pribadi, setiap orang sudah bisa bermain game secara online.

Kebanyakan aplikasi game online bisa diunduh secara gratis. Ya, demikian menambah kemudahan orang-orang untuk mengakses dan bermain game online.

Sayangnya, seseorang dapat mengalami kecanduan terhadap permainan yang berbasis internet. Dampak negatif dari kecanduan dapat mengalami mengalami keluhan secara fisik juga mengalami perubahan struktur dan fungsi otak.

Dampak tersebut sebagaimana dijelaskan salah seorang praktisi kesehatan jiwa, dr. Kristiana Siste, SpKJ(K) dilansir dari laman Kementerian Kesehatan di kemkes.go.id.

“Struktur dan fungsi otaknya mengalami perubahan. Jadi, kalau kita lihat otaknya pake MRI, ada perubahan di bagian otak pre-frontal cortex,” kata dr. Siste.

Gangguan pada bagian otak tersebut mengakibatkan orang yang mengalami suatu ketergantungan atau kecanduan, kehilangan beberapa kemampuan atau fungsi otaknya. Fungsi otak yang hitang antara lain fungsi atensi (memusatkan perhatian terhadap sesuatu hal), fungsi eksekutif (merencanakan dan melakukan tindakan), dan fungsi inhibisi (kemampuan untuk membatasi).

“Adanya perubahan otak membuat dirinya sulit mengendalikan perilaku impulsive. Sering pasien bilang sama saya, udah bosen main (game) tapi gak bisa berhenti. Karena memang otaknya sudah berubah, fungsi otak yang berfungsi untuk menahan perilaku untuk tidak impulsive itu sudah terganggu. Padahal dia sendiri sudah tidak menikmati, tapi tidak bisa berhenti karena kehilangan kontrol tadi,” terangnya.

Salah satu contoh, dikarenakan terbiasa untuk mendapat reward cepat seperti yang didapatkan pada saat bermain game, mereka menjadi susah menunda keinginan.

“Misalnya lapar dia meminta makan harus saat itu ada makanan, marah saat ada delay,” terang dr. Siste.

Selain berperilaku impulsive, bisanya orang yang kecanduan video/game online kehilangan fokus saat mengerjakan sesuatu sehingga berdampak pada prestasi dan produktivitasnya. Emosi yang tidak stabil juga seringkali berdampak buruk pada hubungan relasinya. Sehingga sebagian besar para pecandu video/game online menunjukkan sikap yang antisosial.

Sisi kesehatan, seringkali mengalami gangguan tidur sehingga mempengaruhi sistem metabolisme tubuhnya, sering merasa lelah (fatigue syndrome), kaku leher dan otot, hingga Karpal Turner Syndrome.

Selain itu, kecenderungan sedentary life dan memprioritaskan bermain game dibandingkan aktifitas utama lainnya (misalnya makan), membuat para pecandu game online mengalami dehidrasi, kurus atau bahkan sebaliknya (obesitas) dan berisiko menderita penyakit tidak menular (misalnya penyakit jantung).

“Dalam kasus-kasus tertentu (kecanduan judi online) dampak kerugian ekonomi juga cukup besar,” imbuhnya.

WHO telah menetapkan kecanduan game online atau game disorder ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD) sebagai penyakit gangguan mental (mental disorder).

Dalam versi terbaru ICD-11, WHO menyebut bahwa kecanduan game merupakan disorders due to addictive behavior atau gangguan yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan.

Seseorang dikatakan online/video gaming disorder bila memenuhi kriteria pada lima hal beritkut.

Pertama, adanya perilaku berpola dengan karakteristik sebagai seperti ada ganguan kontrol untuk melakukan permainan tersebut (tidak dapat mengendalikan diri).

Kedua, llebih memprioritaskan memainkan permainan tersebut dibandingkan dengan aktivitas yang seharusnya lebih diutamakan.

Ketiga, intensitasnya semakin meningkat dan berkelanjutan meskipun ada konsekuensi atau dampak negatif yang dirasakan.

Keempat, perilaku berpola tersebut menyebabkan gangguan yang bermakna pada fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan dan area penting lainnya.

Kelima, pola tersebut sudah belangsung selama 12 bulan.

Topik berita Terkait:
  1. Game Online
  2. Kesehatan
Berikan Komentar
Komentar Pembaca