Pakar Australia Bahas Masalah Kesehatan Indonesia dan Budidaya Kacang Almond

Jumat, 15 November 2019 20:24 WITA Reporter : Makassarmetro
Pakar Australia Bahas Masalah Kesehatan Indonesia dan Budidaya Kacang Almond

MAKASSARMETRO – Sekolah Pascasarjana Unhas kembali mengadakan Seminar Series. Kali ini Graduate School Seminar Series mengangkat dua topik yang masing-masing dibawakan oleh nara sumber dari The Australian National University.

Profesor Saul Cunningham mengangkat topik “Plant Reproductive Ecology, Meet Modern Agriculture” dan Dr. Matthew Kelly dengan topik “Health Transitions and Global Population Health Challenges”.

Seminar ini dilaksanakan di Aula Prof. Dr. Fachruddin Sekolah Pascasarjana Unhas, Jumat (15/11/2019).

Seminar yang dimoderatori oleh Dr. Eng. Ilham Alimuddin, S.T., M.Gis ini dimulai pada Pukul 10.30 Wita. Setelah membuka seminar, moderator langsung membawa audiens masuk ke materi sesi pertama yang dibawakan oleh Saul.

Saul Cunningham merupakan Direktur Fenner School of Environment and Society, The Australian National University. Ia mengawali materinya dengan memberikan garis besar dari apa yang akan disampaikannya, yang membahas tentang lebah dan penyerbukan tanaman.

Selanjutnya, Saul mengupas tentang kacang almond yang merupakan salah satu hasil tanaman Australia, yang dimana Australia merupakan penghasil terbesar kedua kacang almond di dunia.

Ia menjelaskan dengan membuat irigasi untuk pengairan, dan pencahayaan yang baik yaitu menanam pohon almond ditengah dengan barisan yang rapi dapat membuat pohon almond memproduksi banyak bunga.

Semakin banyak bunga maka kegiatan penyerbukan juga akan banyak terjadi sehingga bisa memberikan manfaat dalam proses menghasilkan kacang almon yang baik.

Penyerbukan sangat penting dalam pertanian. Maka dari itu pentingnya membuat sarang lebah di sekitar lahan pertanian. Semakin banyak bunga yang akan diserbuki oleh lebah, makan akan semakin banyak serbuk sari yang dihasilkan.

“Semakin banyak bunga, semakin banyak penyerbukan, maka akan semakin banyak buah,” kata Saul.

Materi sesi kedua dalam bidang Kesehatan Masyarakat yang dibawakan oleh Dr. Mathew Kelly, yang merupakan anggota tim peneliti Departement of Global Health, Research School of Population Health, The Australian National University.

Dalam pemaparannya menjelaskan dua jenis teori transisi tren populasi. Pertama, transisi demografis menurut Notestein Thompson, yaitu pergantian dari kelahiran tinggi dan tingkat kematian, menjadi kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah, kemudian kelahiran rendah dan tingkat kematian rendah (pada negara berkembang).

Lalu yang kedua adalah transisi epidemiologis berdasarkan Omran, yaitu pergantian dari penyakit menular dan kekurangan gizi menjadi penuaan masyarakat dan penyakit kronis serta cedera.

Dr. Kelly dalam paparan materinya banyak memberikan penjelasan tentang perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi di masyarakat termasuk kebutuhan nutrisi yang juga bisa memberikan pengaruh pada kegiatan diet masyarakat, juga tentang angka kematian, baik itu statistiknya maupun penyebabnya.

Lebih lanjut lagi, ia juga mengulik tentang estimasi kematian di Indonesia yang menjadi tantangan saat ini, juga kebijakan peningkatan pengukuran kematian.

Dr Kelly menunjukkan tabel tentang penyakit yang banyak menyebabkan kematian di Indonesia berdasarkan Sample Registration System (SRS).

“Di Sekolah Peneliti Kesehatan Populasi, ada beberapa aspek yang menjadi fokus penelitian kami tentang Indonesia, seperti Proyek Air, Sanitasi dan Kebersihan (WASH), Lansia di Indonesia: Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Penduduk Lansia Desa di Indonesia, Depresi di Indonesia, dan Indonesia Bebas dari Pasung,” ungkapnya.

Topik berita Terkait:
  1. Kesehatan
  2. Unhas
Berikan Komentar
Komentar Pembaca